Manchester United Juara Premier League 2009

Meski hanya menahan tim tamu Arsenal 0-0, Manchester United tetap merengkuh juara Premier League musim 2008-2009, tadi malam di stadion Old Trafford, Sabtu (16 Mei 2009). Keunggulan 7 poin atas runner up Liverpool tidak akan mampu dikejar dalam dua sisa pertandingan. Ini adalah gelar ke-18 MU dalam sejarah Liga Inggris atau ke-11 dalam format Premier League sekaligus gelar ke-11 bagi Sir Alex Ferguson. Sekaligus tiga kali berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Sungguh prestasi yang patut diacungi jempol.

Di awal musim MU tidak terlalu dominan. Di lima laga awal, MU hanya meraih 8 poin. Bahkan di bulan September pernah melorot di urutan 11 (sebagian karena memainkan game yang lebih sedikit karena padatnya jadwal). Liverpool lebih banyak menempati urutan pertama sampai Januari 2009. Tetapi Liverpool tidak berhasil mempertahankan konsistensinya dan mulai limbung di bulan Februari. Sebaliknya, sejak dikalahkan Arsenal 8 November 2008 1:2 di Emirates, MU justru mulai stabil dan konsisten. Mereka mengukir prestasi selalu tidak kebobolan (clean sheet) dalam 14 laga berikutnya, sampai gawang MU dijebol lagi oleh Blackburn Rovers pada 21 Februari 2009. Pada bulan Oktober sampai Februari, MU mengumpulkan 44 poin, sempat drop lagi pada bulan Maret yang hanya meraih 3 poin dari 3 laga, yaitu menang sekali dan kalah dua kali, termasuk kekalahan telak 1-4 di kandang dari Liverpool. Namun di bulan April MU menyapu bersih 4 laga di di bulan Mei memenangkan 3 laga sebelum akhirnya ditahan Arsenal. Dengan poin 87 dari 37 laga, MU tidak bisa dikejar Liverpool yang baru meraih 80 poin dari 36 game.

Dari 37 laga yang sudah dimainkan, total MU menang 27 kali, seri 6 kali dan kalah 4 kali, memasukkan 67 gol dan kemasukan 24 gol (surplus 43 gol). Poin di kandang 50 (ranking 1) dan di laga tandang 37 (terbaik ketiga).

Pencapaian MU musim 2002-2009
Ini adalah hasil laga MU di Premier League sejak 2001-2002 sampai 2008-2009.
musim-jmlh laga-menang-draw-kalah-poin-selisih gol-ranking
2008/2009 37 27 4 6 87 43 1
2007/2008 38 27 5 6 87 58 1
2006/2007 38 28 5 5 89 56 1
2005/2006 38 25 5 8 83 38 2
2004/2005 38 22 5 11 77 32 3
2003/2004 38 23 9 6 75 29 3
2002/2003 38 25 5 8 83 40 1
2001/2002 38 24 9 5 77 42 3

NIGHT AT THE MUSEUM: BATTLE OF THE SMITHSONIAN

Saat Museum Sejarah Nasional ditutup sementara untuk renovasi, seluruh isi museum dipindahkan ke Museum Washington. Film ini berpusat kepada suku Smithsonian, dimana kompleks mereka adalah yang terbesar di museum tersebut, yaitu lebih dari 136 juta barang koleksi, Larry (Ben Stiller) menjadi penjaga para Smithsonian, dimana Kahmunrah, sosok jahat Pharaoh hidup dan mengakibatkan perang yang melibatkan Theodore Roosevelt dan Dexter serta pendatang baru, Jenderal Custer dan Al Capone

Night at The Museun: Battle of The Smithsonian merupakan film pertama yang mengambil lokasi di dalam Museum Washington

enis Film :
Drama/comedy - Semua Umur (general)
Produser :
Shawn Levy, Chris Columbus, Michael Barnathan
Produksi :
20th Century Fox
Homepage :
http://www.nightatthemuseummovie.com/
Durasi :
120

Cast & Crew
Pemain :
Ben Stiller
Robbin Wiliams
Owen Wilson
Steve Coogan
Dick Van Dyke
Sutradara :
Shawn Levy
Penulis :
Thomas Lennon
Robert Ben Garant

sumber : http://www.21cineplex.com/night-at-the-museum-battle-of-the-smithsonian,movie,2074.htm

GARUDA DI DADAKU

Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu. Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.

Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus. Terlalu mulukkah impian Bayu untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat?


Jenis Film :
Drama - Semua Umur (general)
Produser :
Shanty Harmayn
Produksi :
Sbo Films Dam Mizan Productions
Durasi :


Cast & Crew
Pemain :
Emir Mahira
Aldo Tansani
Marsha Aruan
Ikranagara
Maudy Koesnaedi
Ary Sihasale
Ramzi
Sutradara :
Ifa Isfansyah
Penulis :
Salman Aristo

World Cup 2022 bid no joke, insists Indonesia

Indonesia's football federation insists its surprise interest in hosting the 2022 World Cup finals is a serious bid, not a novelty.

Despite its lack of success on the field, the world's most populous Muslim nation would be an ideal host and a serious rival to world football's heavyweights, said Nugraha Besoes, general secretary of the country's football federation.

"This bid is no joke, we've been planning it for a long time - this is a serious bid," Besoes told Reuters in an interview on the sidelines of the Asian Football Confederation's annual congress.

"Everyone is crazy about football in Indonesia. People will come to all the games and we have what it takes to host the tournament. This bid will open everyone's eyes to Indonesia."

Indonesia have only reached the World Cup finals on one occasion, as the Dutch East Indies in 1938, and Besoes admitted raising the level of the national team was a top priority.

"Our team lacks discipline and needs to perform well - this is our main focus," he said.

"We have to greatly improve our grassroots development, we have to become one of Asia's best teams and we have 12 years to work on that."

He said dozens of Indonesian players of less than 14 years of age were based permanently in Uruguay to expose them to a higher level of play, and hundreds more would be sent in future.

Besoes gave no projection for the funding needed to host the finals but said the bid had received guarantees from investors and the government.

He said Indonesia had gained valuable experience as a co-host of the 2007 Asian Cup when packed stadiums and fights for match tickets showed there was massive support among the country's 226 million people.

"There have been some negative signals from outside Indonesia about this bid, doubting we can be hosts, but people are crazy about football here," he said.

Australia, England, Japan, Mexico, Russia and the United States have bid for both the 2018 and 2022 tournaments, along with two joint proposals from Belgium and the Netherlands and Spain and Portugal.

South Korea, Indonesia and Qatar have confirmed their interest in hosting the 2022 finals.

The Indonesian bid pledges seven new stadiums and major upgrades to five existing venues, with matches held in 11 different cities across the sprawling archipelago, including in Banda Aceh, a region once roiled by decades of conflict.

Besoes sought to allay security concerns and said the government had taken great strides to prevent the bombings which rocked Jakarta and the resort island of Bali in recent years.

"We are not seeing anything like we did before," he added. "There's no more terrorism here, things are now back to normal."

Besoes said South Africa's successful bid for the 2010 finals showed that countries with limited on-field success were capable of hosting the World Cup.

"If South Africa can do it, why can't we?" he said. "We have the fifth-biggest population in the world, a love of football and a beautiful country - why can't it be us?"